Kami Ingin Sekolah

Oleh: Dessy Amellia Achy – 14140110422

Tidak semua anak memiliki keberuntungan seperti anak – anak lainnya, terutama dalam dunia pendidikan. Inilah yang dirasakan anak – anak jalanan yang tergabung dalam Yayasan AnakLangit.

Seperti rumah kumuh. Begitulah yang terlihat dari atas jembatan yang dilewati mobil mewah. Akan tetapi, ketika menuruni beberapa anak tangga, mulai terlihat tiang dengan bendera merah putih yang berkibar tertiup angin. Dengan tanah yang tak begitu luas,
tiang bendera tersebut tepat berada ditengah beberapa ruangan yang sangat sederhana. Di dalam ruangan, terlihat meja dan kursi yang berjejer rapi. Ya itulah ruang kelas satu – satunya yang ada di AnakLangit. Selain menjadi kelas paud, ruang tersebut juga menjadi taman baca dimana buku – buku nya berasal dari sumbangan kakak pembimbing.

 

Semakin berjalan ke dalam, terlihat mushola dan beberapa saung. Salah satunya Saung Seni yang dibuat untuk menggali kreativitas anak – anak, baik paud maupun yang sudah sekolah SMA. Bahan – bahan yang dipakai pun menggunakan barang bekas yang masih layak untuk dijadikan suatu karya, misalnya botol aqua. Hasil karya anak – anak disimpan dalam suatu ruangan yang diberi nama Galeri Seni. Hampir semua ruangan yang ada di Anaklangit terbuat dari bilik dan bambu yang bisa rubuh kapan saja tertimpa pohon besar. AnakLangit memang dikelilingi pohon – pohon besar yang membuat suasana menjadi sejuk.

Tepat di depan sebuah kantor sederhana, para ibu siswa sibuk menyiapkan makanan. Sedangkan anak – anaknya duduk melingkar dengan makanan yang siap disantap disebuah panggung kecil beralaskan tiker. Tidak seperti biasanya,
AnakLangit saat itu sedang ramai. Banyak anak – anak bermain dengan wajah gembira. Makanan memang sengaja disiapkan oleh para orang tua dikarenakan hari itu merupakan perpisahan siswa – siswi paud. Tidak ada kata ‘perpisahan’ dalam AnakLangit, karena mereka akan tetap bersama hingga anak – anak itu mencapai cita – cita nya.

******

Lampu merah merupakan saat yang tepat bagi anak – anak jalanan untuk menawarkan dagangannya, meminta – minta, atau mengamen. Dengan pakaian lusuhnya, mereka menghampiri kendaraan yang sedang berhenti satu persatu. Anak – anak itu tentu mengerti uang ribuan atau ratusan perak, tetapi mereka hanya mengerti menghitung uang tanpa tahu cara menulisnya dan bagaimana cara memegang pensil. Melihat kejadian tersebut, terdapat beberapa orang yang tergerak hatinya untuk membangun saung agar anak –anak jalanan itu bisa belajar. Selain itu, mereka juga mengamen dan mencari uang bersama – sama. Dari situlah asal Yayasan Anaklangit berdiri. Meskipun kakak – kakak yang membimbing ada 100 orang, tetapi jika tidak ada adek – adeknya (anak jalanan) ya tentu tidak ada Anaklangit.       

Berdirinya Yayasan AnakLangit disambut hangat oleh para anak jalanan. Keinginan mereka untuk belajar dan sekolah sangat besar karena mereka ingin seperti teman – teman diluar sana, yang orang tua nya mampu membiayai sekolah. Sayangnya, nasib mereka berbeda dengan teman – teman yang hidupnya berkecukupan. Mereka harus bersusah payah turun ke jalan untuk memenuhi kehidupan sehari – hari, rela meninggalkan sekolah karena tidak ada biaya atau tidak pernah merasakan duduk dibangku sekolah. Kehidupan mereka yang serba kekurangan tidak menyurutkan keinganannya untuk bersekolah.

Terkadang anak jalanan sering dipandang rendah oleh masyarakat dalam pendidikan. Akan tetapi, anak jalanan yang ada di AnakLangit membuktikan kalau anak jalanan juga bisa berprestasi seperti anak – anak lain. Meskipun mereka bersekolah di tempat yang tak sebagus anak – anak yang hidupnya berkecukupan. Salah satunya, terdapat anak perempuan yang dari kecil sudah tergabung dalam AnakLangit. Ketika kecil, ia menjadi Duta Anak mewakili Kota Tangerang. Anak perempuan itu tumbuh sebagai gadis yang pintar. Ia memang tumbuh dalam keluarga yang sederhana tetapi itu bukan kendala ia menjadi gadis yang malas untuk sekolah. Hal itu ia buktikan dalam sekolahnya yang selalu masuk peringkat 10 besar. Pelajaran yang ia sukai adalah kimia sehingga ia ingin meneruskan sekolah yang berhubungan dengan kimia. Keinginannya itu tandas ketika pembagian raport kenaikan kelas. Ia harus menerima nasib tidak naik ke kelas berikutnya. Sebagai anak yang berprestasi hal itu sangat sulit dipercaya, apalagi ia gagal dalam pelajaran kimia yang merupakan pelajaran yang ia sukai. Setelah dicari penyebabnya, ternyata ia tidak naik kelas karena sifat gadis itu yang jutek terhadap hampir semua guru, termasuk guru kimianya. Hal sepele tersebut membuat gadis itu kecewa dan mematahkan keinginan untuk melanjutkan sekolah yang berhubungan dengan kimia.

Alasan guru tersebut sangat tidak masuk akal. Dikarenakan, setiap anak pasti memiliki sifat yang berbeda. Sifat yang sudah melekat pada anak akan sulit dihilangkan atau diubah oleh siapa pun termasuk mungkin sama dirinya sendiri. Kejadian yang dialami gadis itu membuat anak – anak lain tidak ingin belajar di sekolah tersebut. Dengan alasan, mereka tidak ingin bernasib sama dengan gadis itu.

Sebagian masyarakat berpikir kalau AnakLangit identik dengan anak jalanan. Akan tetapi, kakak – kakak pembimbing merubah mindset itu karna tidak ingin adek – adeknya yang semangat sekolah menjadi turun.

“Pasti kita bisa ngerasainlah, adeknya udah semangat nih, ah lu masih anak jalanan. Kita ngerubah itu menjadi anak bangsa. Kita memang gabisa mencerdaskan semua anak yang ada disini, tapi kita ada niatan untuk ngerubah si adeknya agar ga selalu dijalanan. Boleh dijalan tapi hal utamanya itu sekolah”, ujar Ka Olin , salah satu penggurus AnakLangit.

 

Hal itu dilakukan untuk menjaga perasaan adek – adeknya agar merasa kalau mereka sudah sekolah sehingga bukan lagi anak jalanan. Akan tetapi, masih saja ada yang balik ke jalanan meskipun sudah disekolahkan. Ataupun ada yang sekolah tetapi tetap ke jalan untuk mencari uang. Kakak pembina AnakLangit tidak melarang adeknya jualan Koran, tissue, ngamen dan sebagainya karena mereka juga membantu orang tua untuk kehidupan sehari – hari. Bagi kakak pembina, yang paling penting adalah jika waktunya sekolah, waktunya mengaji, mereka harus datang.

Yayasan AnakLangit memberi kesempatan bagi anak jalanan yang ingin bersekolah tanpa dipungut biaya sedikit pun. Mengapa demikian? Karena kakak pembimbing yang mendirikan yayasan ini tidak ingin kalau adek – adeknya merasakan apa yang kakak pembimbing rasakan. Terutama susah dalam mencari biaya untuk sekolah dan sebagainya. Saat ini, terdapat sekitar 137 anak yang terdaftar dalam AnakLangit, dari mulai paud sampai SMA.

Seperti yang kita ketahui, saat ini biaya sekolah tidak murah. Para orang tua harus lebih giat dalam mencari uang agar anaknya bisa sekolah. Sebagai orang tua tentu tidak ingin anaknya yang masih kecil, dijadikan dewasa sebelum waktunya yang memeras keringat untuk mencari uang. Awal mula AnakLangit membuka sekolah untuk TK dan paud karena adek- adeknya ingin sekolah tapi kendala biaya menjadi salah satu penyebabnya. Meskipun sekolah TK dan paud di AnakLangit belum disahkan oleh Dinas Pendidikan, yang paling penting adalah mereka bisa belajar dan bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Berbeda dengan SD, SMP, dan SMA mereka akan di sekolahkan seperti biasa. Kekurangan tenaga pengajar menjadi suatu alasan kenapa AnakLangit hanya membuka TK dan paud sedangkan SD sampai SMA disekolahkan seperti anak yang lain.

Guru tetap pengajar TK dan paud yang ada di AnakLangit hanya satu yaitu Ka Lena. Hal itu dikarenakan, AnakLangit tidak bisa memberi upah bagi para pengajar sehingga berbeda dengan sekolah biasa. Selain itu, pemasukan AnakLangit pun belum tentu Rp. 500.000 perbulan. AnakLangit hanya bisa mengandalkan para relawan dari universitas atau suatu komunitas untuk menjadi pengajar. Terkadang, adek – adeknya juga tidak ada kelas karena tidak adanya pengajar.

 

******

AnakLangit terletak dipinggiran sungai Cisadane, jalan Tanah Gotcap Tangerang. Didirikan pada tahun 2004 yang sebelumnya bertempat dilahan parkir yang sekarang sudah menjadi mall. AnakLangit berdiri ditanah pemerintah yang harus siap digusur kapan saja. Isu – isu AnakLangit yang kembali ingin digusur terdengar lagi. Ternyata isu tersebut bukan hanya sekali atau dua kali terdengar tetapi sudah beberapa kali dan sampai sekarang pun masih terdengar.

Isu itu sih udah beberapa kali sampe sekarang. Tapi sih kita pengennya engga. Identiknya AnakLangit ga dipinngir kali, tapi saat pindah kesini, wah AnakLangit tuh dipinggir kali ya”,ujar Ka Olin memberi penjelasan.

 

“AnakLangit” menjadi pertanyaan besar, kenapa yayasan yang menampung anak jalanan ini diberi nama “Anaklangit”. Setelah dicari sejarahnya, ternyata AnakLangit itu sebuah nama dari temannya Rasulullah, bernama Wais Alqorni. Beliau ini selalu taat beribadah, taat kepada orang tua terutama kepada ibu. Beliau juga selalu rendah hati tidak pernah dikenal siapapun. Mau petinggi atau apapun dia tidak dikenal, kecuali sama Muhammad. Wais Alqorni minta izin disaat ibunya sakit, dia ingin bertemu Rasulullah. Ibunya sebenarnya tidak mengizinkan, tapi beliau tetap minta izin untuk bertemu Rasulullah.

Setelah itu, beliau hijrah ke Rasulullah, akan tetapi pada saat itu Rasulullah sedang berperang. Istrinya Rasulullah memberi tahu tentang Wais Alqorni setelah dia pulang karena sampai sejagat orang tidak ada yang kenal beliau, kecuali Muhammad. Akan tetapi terdapat 2 orang khalifah yg disuruh sama Rasulullah mencari Wais Alqorni. 2 orang khalifah ini mencari Wais Alqorni ke rumahnya, tidak lama dari itu orang tua nya Wais Alqorni meninggal. Selain itu, Wais Alqorni juga mengembala kambing dan domba pada zaman Rasulullah dalam cerita dulu. Wais Alqorni sangat taat beribadah dan khusyuk. Saat Wais Alqorni meninggal, Rasulullah tahu dan sejagat raya tahu. Maka dari itu, anak – anak yang tergabung dalam yayasan ini dinamakan seperti itu karena ingin mencontoh sifat Wais Alqorni. Tidak dikenal di bumi, tetapi dikenal di langit.

Ka Olin dan kakak pembimbing lainnya selalu menerapkan arti sebuah nama “AnakLangit”. Meskipun terdapat anak didik yang melawan, misalnya tidak mau sekolah.

“Ada aja adeknya yang membangkak, tapi kita selalu jelasin disaat adeknya bandel, kakak nih ga semata bisa manggil adeknya anaklangit nih, ternyata kakak tahu filosofi anaklangit seperti ini. Biar kalian seperti ini, jadi kita selalu menerapkan seperti itu”.

 

Meskipun berada lingkungan yang sederhana, tetapi Anaklangit dapat mengajarkan arti kekeluargaan dan bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki. Kekurangan bukanlah penghalang anak – anak jalanan ini dalam mencapai cita – citanya. Akan tetapi, mereka jadikan kekurangan itu sebagai kekuatan untuk menjadi anak – anak berprestasi dalam mencapai mimpinya.

****

Untitled2

Untitled1    Untitled3  

Kantor AnakLangit              Suasana Depan                   MusholaUntitled4Untitled5.png

Hasil Karya Anak-Anak                          Perpisahan dan Pelepasan Siswa-Siswi Paud

Leave a comment