Menjelajahi Karimunjawa “Caribbean van Java”

Oleh : Yesuvidi Viciantika

Ratusan wisatawan terlihat memadati pelabuhan Kartini Jepara untuk sekedar berwisata dalam libur panjang kali ini. Tempat pemesanan tiket, ruang tunggu, boarding pass bahkan sampai tempat parkir pun ramai dengan wisatawan yang baru datang dan yang akan pergi.

Kemunduran keberangkatan membuat para wisatawan menunggu hingga siang hari. Kapal yang seharusnya berangkat pukul 09.00 WIB mudur menjadi pukul 13.00 siang. Hari itu cuaca sangat panas dengan matahari yang sangat terik, membuat saya dan rombongan  harus lebih bersabar. Antrian untuk mengambil pesanan tiket terlihat dari luar sangat ramai. Ruang tunggu yang tidak terlalu besar membuat kami  harus menunggu di luar pelabuhan. Pelabuhan Kartini adalah pelabuhan yang menghubungankan antara Pulau Jawa dengan Kepulauan Karimunjawa. Pelabuhan Kartini berlokasi di Jalan. Ade Irma Suryani, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah dan berada di sebelah barat Kota Jepara. Dari Semarang kami membutuhan waktu 2 jam setengah untuk sampai di Pelabuhan Jepara.

Setelah mengantri dan menunggu sekitar 1 jam lebih, akhirnya kami mendapatkan tiket kapal. Para petugas kapal memeriksa tiket dan identitas wisatawan. Setelah diperiksa oleh petugas, kita harus berjalan sekitar 350m untuk sampai di tempat pemberentian kapal. Kapal yang biasa diberangkatkan dari Pelabuhan Kartini biasanya 2 yaitu Express Bahari dan Feri Siginja, namun hari ini kapal yang akan berangkat menuju Karimunjawa hanya 1 yaitu Kapal Express Bahari.

Tidak seperti Kapal Feri Siginja yang dapat memuat penumpang, kendaraan bermotor dan alat berat , Kapal Express Bahari hanya bisa memuat penumpang saja.  Express Bahari memuat maksimal 350 orang, dan dibagi menjadi beberapa kelas. Kelas Bisnis Rp. 150.000 open cabin, Kelas Eksekutif Rp. 150.000 AC, dan Kelas VIP Rp. 175.000 AC. Perjalanan dari Pelabuhan Kartini menuju Karimunjawa sekitar 2 jam setengah.

Libur panjang pada awal Mei inilah yang membuat lonjakan penumpang, Kapal Express Bahari yang maksimal memuat 350 orang, kini mencapai hinggal 500 orang. Kami mendapat tiket dengan nomer kursi malah tidak mendapat tempat duduk. Banyak penumpang yang tidak mendapat tempat duduk dan menempati tempat duduk orang lain. Suasana di dalam kapal sangat ricuh, orang berdesak-desakan untuk mencari tempat duduk. Beberapa penumpang protes karena merasa sesak dan kesulitan untuk bernafas, ditambah dengan kondisi AC rusak. Tidak hanya itu, ada juga penumpang yang protes karena merasa kapal yang akan membawa kami ke Karimunjawa kelebihan penumpang (overload). “ Pak, kapal ini sudah penuh kenapa masih saja banyak penumpang yang diperbolehkan masuk? Banyak penumpang yang tidak dapat tempat duduk dan harus berdiri. Kita tidak ingin mengambil resiko kalo dengan kapal yang overload ini. Bagaimana kalau sampai tenggelam di tengah laut?” kata lelaki berbaju putih yang berumur sekitar 50 tahun.

Kondisi didalam kapal semakin tidak terkendali, banyak orang yang berteriak karena kepanasan, dan tidak mendapat tempat duduk. “ Sini pak, ikut saya. Bapak berdiri disini 5 menit saja. Bapak rasakan jadi kita yang berdiri disini lama kepanasan dan tidak mendapat udara. Kasihan pak disini banyak anak kecil! Tolong dong diatur jangan diam saja” kata seorang lelaki bertubuh tegap sambil menarik tangan petugas kapal.

Beberapa lama kemudian, tak terlihat satupun dari petugas yang berada di kapal. Para penumpang bingung apakah kapal akan berangkat atau tidak. Tidak sedikit penumpang yang meninggalkan kapal dan menuju ruang tunggu dipelabuhan. Hingga suara dari petugas pelabuhan terdengar “ Diberitahukan kepada para penumpang bahwa Kapal Express Bahari akan tetap berangkat pada pukul 15.00 siang.” Kami yang menunggu di pinggir kapal merasa lega akhirnya kapal akan berangkat.

Satu persatu dari tiket diperiksa oleh petugas kapal. Kapal Express Bahari berangkat pukul 15.00. Desiran ombak di laut yang biru menjadi pemandangan kami selama perjalanan. Sekitar jam 5 lebih kami sampai di Karimunjawa. Kami disambut dengan langit yang mulai gelap dan Mas Gogik yang menjadi pemandu wisata dalam perjalanan di Karimunjawa.

Dari pelabuhan Karimunjawa, kami harus berjalan 1 km untuk sampai di Samsara tempat kami menginap. Suasana adat jawa sangat terasa ketika kami sampai disini. Pemilik guest house menyapa kami dengan hangat. Berbagai makanan telah disajikan di meja makan, kamipun dipersilahkan untuk makan malam. Tanpa berpikir lama, kami mulai menikmati makan malam yang telah disiapkan.

Karimunjawa adalah kepulauan di Laut Jawa yang termasuk dalam Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000 hektare. Karimunjawa saat ini dikembangkan menjadi pesona wisata Taman Laut yang mulai diminati wisatawan domestik maupun mancanegara. Berdasarkan legenda yang beredar, Pulau Karimunjawa ditemu kan oleh Sunan Muria yang prihatin dengan kenakalan putranya, Amir Hasan. Dengan maksud mendidik, Sunan Muria kemudian memerintahkan putranya untuk pergi ke sebuah pulau yang nampak “kremun-kremun”  (kabur) dari puncak Gunung Muria agar Amir Hasan dapat memperdalam dan mengembangkan ilmu agamanya. Karena tampak “kremun-kremun” maka dinamakanlah pulau tersebut Pulau Karimun.

Keindahan Kepulauan Karimunjawa seperti di Karibia. Karimunjawa mempunyai kesamaan lain dengan Karibia yaitu terdiri dari beberapa pulau kecil, oleh karena itu Belana member julukan sebagi “Caribbean van Java”. Selain itu Karimunjawa juga diberi julukan “Pulau Liburan” dan “The Paradise of Java”, Karimunjawa terdapat alam yang masih hijau, alami dan asri. Keasriannya itu menjadikan wisatawan betah di Karimunjawa karena suasana yang ramah masyarkatnya, udara yang masih bersih dan keindahannya yang eksotis sangat cocok dijadikan liburan, setelah berbulan-bulan bekerja.

Setelah makan malam dan beristirahat, kami diajak untuk melihat keindahan malam di Alun-alun Karimujawa. Di alun-alun banyak pedagang kaki lima yang menjual berbagai macam makanan, mulai dari warung cemilan, hingga makanan khas dari laut Karimunjawa seperti Pindang Serani, Bakso Ikan Ekor Kuning, Tongseng Cumi, Siomay Tongkol dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu, ada juga yang menjual aksesoris-aksesoris unik dan juga pakaian yang bertulisakan Karimunjawa untuk dibawa pulang sebagai kenang-kenangan maupun sebagi oleh-oleh.

Kami mencicipi satu persatu makanan yang dijual dan mengelilingi alun-alun mencari sesuatu untuk dibawa pulang sebagi kenang-kenagan. Setelah berkeliling 2 jam, kami memutusan untuk menikmati suasana malam di Eat And Meet Café yang jaraknya tidak jauh dari alun-alun, kafe yang didirikan oleh wisatawan mancanegara yang menetap di Karimunjawa. Kafe ini hanya menajikan makanan-makanan khas western / makanan barat dan juga berbagai macam minuman beralkohol. Karena di Karimunjawa kafe ada 2, kafe ini pun menjadi salah satu tempat yang ramai dikunjungi oleh wisatawan.

Hari semakin malam, namun suasana masih ramai. Kami memutuskan untuk kembali ke penginapan untuk beristirahat.

Sekitar pukul 08.00 pagi kami berangkat untuk memulai penjelajahi  Karimunjawa. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah BUKIT LOVE yang berada di Dusun Jatikerep, Karimunjawa. Bukit ini diberinama Bukit Love, karena di bukit ini terdapat bangunan Tugu Love. Selain Tugu Love, ada juga Tugu Karimunjawa. Kita bisa berfoto dengan pemandangan dari atas bukit dan juga laut Karimunjawa.

Setelah melihat keindahan Karimunjawa dari atas bukit, kami melanjutkan melakukan perjalanan laut dengan sebuah kapal yang dapat memuat sekitar 15-20 orang saja. Kami berangkat dengan 3 petugas kapal yang pemandu perjalanan kami selama disini. Pelampung dibagikan satu persatu. Perjalanan kapal menuju tempat snorkeling sekitar 30 menit.

Kepulauan Karimunjawa terdiri dari 27 pulau. Karimunjawa, Kemujan, Nyamuk, Parang, Genting adalah pulau yang berpenghuni. Sedangkan pulau yang tidak berpenghuni Menjangan Besar, Menjangan Kecil, Cemara Besar, Cemara Kecil, Geleyang, Burung, Bengkoang, Kembar, Katang, Krakal Besar, Krakal Kecil, Sintok, Mrican, Tengah, Pinggir, Cilik, Gundul, Seruni, Tambangan, Cendikian, Kumbang dan yang terakhir Mencawakan.

Selama perjalanan, kami benar-benar menikmati birunya laut, yang dikelilingi pulau-pulau. Langit yang cerah menambah keindahan pemandangan di Karimunjawa.

Salah satu pemandu kapal membagikan perlengkapan snorkeling. “ Bentar lagi kita nyampe, pelampung, kaki katak, kata mata renang, sama snorkel jangan lupa dipake ya” dengan logat jawa yang kental.

Pemandu lainnya membantu kami menggenakan perlengkapan snorkeling. Berhubung ukuran kaki saya cukup kecil, saya tidak menggunakan kaki katak karena ukuran terkecil hanya 40. Ini pertama kalinya saya snorkeling. Rasa takut ada, namun rasa penasaran dengan keindahan di bawah laut sana membuat saya menuruni tangga kapal dan perlahan-lahan mengapung di atas laut.

5 meter lebih kedalaman lokasi snorkeling, saat melihat ke bawah laut saya merasa kaget karena dasar laut yang begitu jauh. Batu-batu karang yang besar, keindahan bawah laut, berenang bersama ikan-ikan dilaut dapat saya rasakan di Karimunjawa ini. Hampir 2 jam kami berenang, menyelam, berfoto, dan bahkan bermain-main bersama ikan. Pemandu memberitahu kita bahwa waktunya sudah habis, dan hari semakin siang.

Perjalanan kami lanjutakan ke pulau Geleyang , memakan waktu 30 menit. Rasa gembira masih muncul dalam raut wajah kami. Sambil menunggu sampai ditempat berikutnya, kami mencoba untuk memancing ikan-ikan kecil yang lewat di dekat kapal kami.  Ikan kecil dengan berbagai motif dikulitnya berhasil kami dapatkan. Karimunjawa tidak hanya memiliki keindahan laut saja, hewan-hewan lautnyapun tidak kalah. Banyak nelayan yang menangkap ikan-ikan yang berkualitas untuk di ekspor.

Mata pencaharian warga Karimunjawa mayoritas nelayan dan juga dibidang wisata, seperti tour wisata, penginapan, penyewaan mobil dan juga penyewaan kapal. Karimunjawa memiliki sekitar 10 SD, 1 SMP, Madrasah Tsanawiyah dan juga SMK Negeri jurusan Budidaya Rumput Laut serta Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.

Sampai di pulau Geleyang, kami makan siang dengan ikan laut yang dibakar dengan sambal khas dari Karimunjawa sambil duduk dipinggir pantai menikmati pasir putih dan birunya langit. Hari semakin siang, kapal-kapal yang membawa wisatawan lain pun mulai berdatangan.

Di Karimunjawa listrik belum selancar di Jepara. Listrik di Karimunjawa mati mulai dari pukul 08.00 pagi sampai pukul 15.00 siang. Pada bulan Desember 2015 lalu, sebulan lebih listrik tidak menyala. Listrik tak dapat mengalir ke rumah warga karena salah satu mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) disana mengalami kerusakan. Masyarakat terpaksa harus menggunakan genset yang digunakan secara bergantian dari satu rumah ke rumah lainnya. Hal ini dikarenakan tidak semua warga memiliki genset.

Pantai Ujung Gelam adalah tujuan terakhir kami. Duduk dibawah pohon sambil menikmati gorengan dan es kelapa dengan pemandangan laut mendamaikan pikiran sejenak. Sementara pemandu kapal beristirahat, kami memilih untuk bermain air di pinggir pantai dan berfoto-foto.

Akses untuk ke Karimunjawa tidak hanya lewat perjalanan laut, kini jalur udara dapat ditempuh dari Bandara Ahmad Yani Semarang  dan Bandara Juanda Surabaya menuju Bandar Udara Dewa Daru di Pulau Kemujan.  Pesawat yang digunakan adalah jenis perintis dan maskapai penerbangan Susi Air. Kapasitas penumpang sebanyak 10 orang. Jadwal penerbangan sebanyak dua klai dalam seminggu, setiap hari Kamis dan Jumat. Biaya tiket dari Semarang Rp. 222.000 dan dari Surabaya Rp. 349.000.

Tempat yang wajib dikunjungi saat Karimunjawa adalah Penangkaran Hiu. Untuk asuk ke Penangkaran Hiu kita harus membayar Rp. 40.000. Disini kita bisa masuk ke dalam penangkaran dengan dikelilingi hiu-hiu yang berenang. Rasa takut ada, namun tidak setakut saat saya snorkeling dengan kedalaman 5 meter lebih. Menegangkan dan menyenangkan bisa berdiri diantara hiu mulai dari yang kecil hingga hiu yang besar. Karena ini merupakan pengalaman yang menyenangkan, saya meminta pemandu untuk mengambil gambar ketika saya di penangkaran hiu.

Liburan singkat penuh makna harus berakhir. Tampak dari kejauhan kapal yang akan membawa kami pulang telah tiba. Terik matahari mengantar kita berjalan menuju Pelabuhan Karimunjawa dengan tas punggung dibelakang.

 

IMG_0150.JPG
Enter a caption
IMG_0011.JPG
Pemandangan dari atas Bukit Love
1463139164618
Pantai di Karimunjawa
1463140255513.jpg
Keindahan bawah laut Karimunjawa

sumber :

www.jadwalkapalkarimunjawa.com

www.wikipedia.com

www.jeparahariini.com

Leave a comment